Kabut nan tebal masih tampak
menyelimuti suasana dilingkup kesatrian Madukara, tempat tinggal pangeran
Arjuna salah satu dari lima kesatria Pandawa. Terlihat raden Harjuna tengah
duduk di pendopo kesatrian, dengan dikelilingi keempat Punakawan. Ada semar
juga ketiga anaknya : Gareng , petruk dan kilurah bagong.
“Raden Harjuna
….saya selaku punakawan mohon maaf jika selama mengabdi banyak kesalahan yang
hamba lakukan , juga sikap anak –anak saya yang kurang sopan.Tapi saya minta
raden Harjuna terbuka kepada saya dan anak – anak saya jika memang ada masalah
.Mungkin kami bisa turut membantu memberikan usul dan saran ..”, ungkap semar.
Benar raden
….apa yang dikatakan bapak semar …”, lanjut ki lurah Petruk sambil menatap
kearah raden Harjuna.
Sejenak raden
Harjuna terlihat menghela napas…ada beban berat , yang seolah – olah sulit
untuk dipaparkan begitu saja. Tak berapa lama …dengan nada lirih raden Harjuna
angkat bicara , “ Semar , petruk , gareng dan kau bagong…aku minta maaf jika
belakangan ini aku banyak diam, itu bukan karena kalian bersalah …tapi memang
ada masalah lain yang kini tengah aku pikirkan….
“ Masalah apa
gerangan raden…, sambut Semar dengan antusias
“ Iya raden
kalau boleh kami tahu , “ sahut Petruk , gareng , bagong hampir bersamaan.
“…Begini semar
….masalah yang tengah aku pikirkan saat ini , kaitanya dengan kondisi Negara
Hastina pura , semenjak Tahta Hastina Pura dipegang kanda Prabu Duryudana.
Hastina Pura tidak makin membaik. Justru sebaliknya banyak masalah yang
timbul.Mulai dari korupsi yang makin menggila yang banyak dilakukan mulai dari
pejabat yang berlevel tinggi hingga rendah. Juga saya lihat semar… kehidupan
rakyat makin memprihatinkan ..mereka susah mendapatkan haknya mulai dari hak
akan kesehatan, keamanan, juga berkaitan dengan pendidikan. Lebih dari itu para
petinggi Negara Hastina Pura yang banyak diisi dari kalangan kerabat keraton…menjadikan
kanda Duryudana Susah mengambil keputusan jika menghadapi masalah…, Semar
melihat kondisi yang seperti itu aku harus bagaimana…?.”
“Hemmm….,Raden
…ini namanya, Hastina pura bisa dibilang sedang sakit, dan sakit harus segera
diobati , jika tidak akan berbahaya bagi kelangsungan Negara Hastina Pura lebih
– lebih rakyat di negeri Hastina Pura.
“Terus apa
semar…tindakkan tepat untuk mencegah kondisi ini supaya tidak berlarut – larut
serta makin carut marut .”
“Raden sebagai
sebagai kesatria , raden harus mengingatkan …gusti prabu Duryudana, bahwa ini
semua tidak baik .Lebih – lebih raden adalah Putra prabu Pandu Pemilik Hastina
Pura yang sebenarnya , pastinya harus memiliki tanggung jawab besar akan
keselamatan , ketentraman , juga kebaikkan negeri Hastina pura pada masa – masa
yang akan datang..”
“ Benar …raden
apa yang dikatakan bapak semar ,,,ini sudah tidak bisa ditunda – tunda lagi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar