Pages

Sabtu, 23 Maret 2013

ARJUNA MENGUGAT 4



“ Kanda adipati Karna sendiri hendak kemanakah gerangan , dengan membawa prajurit yang begitu banyak ? , Tanya raden Harjuna dengan tatapan Tajam kearah adipati Karna.
Sang adipati Karna menghela napas panjang. Matanya menatap jauh kedepan. Kosong dan tersirat ada rasa kekecewaan diraut muka raja Awangga itu. “ Dimas …apa enaknya tinggal di sebuah Negara yang tidak lagi bisa menegak hukum secara adil…juga apa enaknya tinggal disebuah Negara dengan sejumlah peraturan yang hanya bisa mengatur orang –orang kecil , sementara orang –orang besar seolah – olah kebal akan hukum. Ini jelas sangat tidak enak dimas.”
“ Raden Harjuna mengangguk –anggukkan kepala, sebagai tanda mengiyakan apa yang kini tengah melanda negera Hastina Pura. “Kanda adipati …itu juga yang sebenarnya membuat saya prihatin. Negara ini sudah tak seperti dulu lagi. Buktinya  Hukum tak lagi jadi penguasa …harta , kekuasaan seperti kerbau liar tanpa pagar yang tak terkendali. Prabu Duryudana , tak pernah bisa merasakan derita rakyat di negeri ini…”
“ Kalau begitu apa yang dimas rasakan sama dengan apa yang saya rasakan “
“Kanda tiap orang yang masing punya hati Nurani . Dapat berpikir jernih. Memegang agama pastinya bisa merasakan kondisi ini .Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika dibiarkan begitu saja ,keadaan ini  ibarat arus banjir , yang bisa menenggelamkan siapa saja, baik orang yang bersalah atau pun mereka yang benar serta masih punya nurani .Untuk itulah saya bermaksud menghadap Prabu Duryudana guna mengingatkan, Prabu duryudana tentang pentingnya kembali memegang teguh hukum dengan penegakkan seadil – adilnya tanpa pandang bulu. Tak peduli itu kerabat atau bukan , sahabat atau bukan , pejabat atau bukan , istri atau bukan siapa bersalah harus dihukum . Hingga roda pemerintahan di negeri ini dapat berjalan lancar , tidak zig – zag seperti ini . “
“ Saya doakan apa yang menjadi niatan dimas Harjuna akan jadi kenyataan .Tak sia – sia . Masih ada waktu untuk membenahi kondisi Negara Hastina Pura .”
Seiring menteri yang bergerak perlahan kearah barat . Serta suara –suara burung yang mulai tak terdengar lagi, karena senja telah tiba. Adipati karna dan seratus prajurit yang mengiringnya, bergerak perlahan meninggalkan raden Harjuna bersama para punakawannya.Tujuan sang adaipati adalah lereng gunung Hargo Seto yang terletak disebelah utara Negara Hastina Pura.
“ Gusti hendak kemanakah sang adipati tadi, kok membawa perbekalan yang begitu lengkap di sertai prajurit yang begitu banyak too..?, Tanya ki Lurah Petruk salah satu punakawan kinasih raden Harjuna.
“ Kalau tidak salah yang aku dengar petruk…”Jawab raden Harjuna…” kanda adipati Karna bermaksud menyucikan diri, dengan bertapa di lereng gunung Hargo seto.
“ Ohhh gitu ya….”
“Sudahlah Petruk kita doakan saja kanda adipati Karna bisa meraih apa yang jadi tujuannya. Lebih baik ajak semar , gareng dan bagong untuk kembali melanjutkan perjalanan ke Negara Hastina Pura , karena malam sebentar lagi akan tiba.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar