“Sudahlah Petruk
kita doakan saja kanda adipati Karna bisa meraih apa yang jadi tujuannya. Lebih
baik ajak semar , gareng dan bagong untuk kembali melanjutkan perjalanan ke
Negara Hastina Pura , karena malam sebentar lagi akan tiba.
Setelah berjalan hampir sepekan
akhirnya Raden Harjuna berhasil menginjakkan kaki dialun – alun negeri Hastina
Pura. Tak banyak perubahan di negeri Hastina pura. Kondisi alun – alun , jalan
serta rumah –rumah yang ada di kompleks kraton Hastina Pura tetap megah dan
eksotik.
“ Haa …ha…ada
tamu rupanya ?, sambut raden Dursasana saat melihat kedatangan raden Harjuna
beserta keempat Punakawan.
“ Benar kangmas
dursasana … saya Harjuna mohon ijin hendak menghadap kanda prabu Duryudana ,”
Arjuna mengungkap maksud kedatanganya. Sembari mengulurkan tangan, menyalami
raden dursasana , kakak sepupu dari sang Harjuna.
“ Menghadap
kanda prabu Duryudana itu mudah dimas, tapi jika boleh aku tahu ada gerangan
apakah , dimas berkinginan kuat menghadap sinuhun prabu Duryudana.Karena
sebagai salah satu senopati di negeri ini, dan diberikan kepercayaan untuk
menjaga keamanan juga keselamatan prabu Duryudana , aku rasa , saya perlu tahu
dengan jelas maksud dan tujuan dimas Harjuna …”
“ Maaf Kangmas
Dursasana, bukan berarti saya tidak mau mengutarakan apa maksud dan tujuan saya
menghadap kanda Prabu Duryudana. Tapi saya ingin mengungkapkan sendiri nanti
jika telah berhadapan langsung dengan kanda Prabu Duryudana,” Jawab raden
Harjuna dengan nada tegas.
“ Okey…itu
artinya dimas Harjuna menyepelekan kedudukkanku sebagai salah satu senopati di
negeri Hastina pura ini ? , Raden Dursasana meradang, hatinya panas dan
tersinggung, dengan ucapan raden Harjuna.
“ Terserah apa
persepsi dari kangmas dursasana, karena masalah yang akan saya bicarakan ini
amat penting, saya takut kangmas dursasana akan salah pengertian jika saya
utarakan,”
“Tidak masalah …dimas
harjuna mau mengatakan atau tidak. Tapi aku ajukan sebuah persyaratan. Dimas
Harjuna dapat menghadap kanda Prabu duryudana jika bisa mengalahkanku…mari kita
bertanding satu lawan satu, siapa yang lebih hebat diantara kita , aku atau
dimas…”, tantang dursasana dengan nada keras penuh amarah.
“Awassssssssssssss….
raden..!!!!!!, ‘ Teriak ki lurah bagong. Salah satu punakawan kinasih raden
Harjuna, ketika melihat sebuah panah meleset cepat menuju kearah raden Harjuna.
Dengan cekatan ki lurah bagong mendorong raden Harjuna kearah kanan , sehingga
terhindar dari busur panah yang begitu tajam.
“ Trima kasih
Bagong , kamu telah menyelematkan ku dari kelicikkan para prajurit Kurawa,”
Akhirnya pertempuran atau pertarungan
sengit antara raden harjuna dan Dursasana tak terhindarkan lagi. Kedua kesatria
yang masih bersaudara itu , mengadu ketrampilan dalam berolah kanuragan,
diantaranya menggunakan tombak , pedang maupun anak panah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar