Pages

Sabtu, 23 Maret 2013

ARJUNA MENGUGAT 5



“Sudahlah Petruk kita doakan saja kanda adipati Karna bisa meraih apa yang jadi tujuannya. Lebih baik ajak semar , gareng dan bagong untuk kembali melanjutkan perjalanan ke Negara Hastina Pura , karena malam sebentar lagi akan tiba.
          Setelah berjalan hampir sepekan akhirnya Raden Harjuna berhasil menginjakkan kaki dialun – alun negeri Hastina Pura. Tak banyak perubahan di negeri Hastina pura. Kondisi alun – alun , jalan serta rumah –rumah yang ada di kompleks kraton Hastina Pura tetap megah dan eksotik.
“ Haa …ha…ada tamu rupanya ?, sambut raden Dursasana saat melihat kedatangan raden Harjuna beserta keempat Punakawan.
“ Benar kangmas dursasana … saya Harjuna mohon ijin hendak menghadap kanda prabu Duryudana ,” Arjuna mengungkap maksud kedatanganya. Sembari mengulurkan tangan, menyalami raden dursasana , kakak sepupu dari sang Harjuna.
“ Menghadap kanda prabu Duryudana itu mudah dimas, tapi jika boleh aku tahu ada gerangan apakah , dimas berkinginan kuat menghadap sinuhun prabu Duryudana.Karena sebagai salah satu senopati di negeri ini, dan diberikan kepercayaan untuk menjaga keamanan juga keselamatan prabu Duryudana , aku rasa , saya perlu tahu dengan jelas maksud dan tujuan dimas Harjuna …”
“ Maaf Kangmas Dursasana, bukan berarti saya tidak mau mengutarakan apa maksud dan tujuan saya menghadap kanda Prabu Duryudana. Tapi saya ingin mengungkapkan sendiri nanti jika telah berhadapan langsung dengan kanda Prabu Duryudana,” Jawab raden Harjuna dengan nada tegas.
“ Okey…itu artinya dimas Harjuna menyepelekan kedudukkanku sebagai salah satu senopati di negeri Hastina pura ini ? , Raden Dursasana meradang, hatinya panas dan tersinggung, dengan ucapan raden Harjuna.
“ Terserah apa persepsi dari kangmas dursasana, karena masalah yang akan saya bicarakan ini amat penting, saya takut kangmas dursasana akan salah pengertian jika saya utarakan,”
“Tidak masalah …dimas harjuna mau mengatakan atau tidak. Tapi aku ajukan sebuah persyaratan. Dimas Harjuna dapat menghadap kanda Prabu duryudana jika bisa mengalahkanku…mari kita bertanding satu lawan satu, siapa yang lebih hebat diantara kita , aku atau dimas…”, tantang dursasana dengan nada keras penuh amarah.
“Awassssssssssssss…. raden..!!!!!!, ‘ Teriak ki lurah bagong. Salah satu punakawan kinasih raden Harjuna, ketika melihat sebuah panah meleset cepat menuju kearah raden Harjuna. Dengan cekatan ki lurah bagong mendorong raden Harjuna kearah kanan , sehingga terhindar dari busur panah yang begitu tajam.
“ Trima kasih Bagong , kamu telah menyelematkan ku dari kelicikkan para prajurit Kurawa,”
         Akhirnya pertempuran atau pertarungan sengit antara raden harjuna dan Dursasana tak terhindarkan lagi. Kedua kesatria yang masih bersaudara itu , mengadu ketrampilan dalam berolah kanuragan, diantaranya menggunakan tombak , pedang maupun anak panah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar