Pages

Jumat, 05 April 2013

ARJUNA MENGUGAT 8



“ Masalah yang nak mas sampaikan kepada sang prabu Duryudana tadi, pada hakekatnya adalah masalah interen Hastina Pura.Dan kesimpulannya tidak selayaknya nak mas Harjuna turut campur dalam Negara Hastina pura.” Ungkap mahapatih Sangkuni.
“ Sekali lagi paman patih Sangkuni, alasan paman patih tidak masuk akal. Karena pada dasarnya tahta Negara Hastina pura adalah milik Pandawa. Adapun kanda prabu Duryudana saat ini menjadi raja Hastina pura hal itu hanya bersifat sementara. Sehingga jika ada permasalahan apapun yang terjadi khususnya pada nasib para kawula Hastina Pura , saya berhak turut campur dan cawe – cawe ,” Jawab raden Harjuna tanpa ragu – ragu , dengan tatapan tajam kearah mahapatih sangkuni.
“ Jika boleh saya turut bicara …,”
“ Yaa.. kakang bagawan Durna, apa yang ingin kakang sampaikan. Mungkin bisa menanggapi apa yang disampaikan Harjuna tadi ,” Sangkuni mencoba mempersilahkan guru besar Negara Hastina pura untuk angkat bicara.
“ Sebagai seorang Nujum dan guru di negeri Hastina pura ini , saya melihat dari kaca mata keilmuan yang saya miliki , apa yang disampaikan Harjuna tadi memang tidak salah. Memang diperlukan banyak pembenahan di negeri ini, supaya negeri Hastina pura ini , makin hari makin baik serta makin sejahtera.” Begawan Durna mencoba memberikan pandangannya, kaitannya dengan tuntutan dari raden Harjuna.
Suasana pendopo Hastina Pura sejenak kembali hening ketika Begawan Durna, menyampaikan sejumlah pandangan, juga pendapatnya kaitannya dengan kondisi Hastina Pura saat ini . Namun tak berapa lama keheningan pecah saat , saat Dursasana , angkat bicara dengan nada yang cukup lantang serta Berapi – api.
“ Kanda prabu Duryudana, maaf - kan saya jika kali ini saya turut bicara.Utamanya menjawab tuntutan keinginan serta kemauan dimas Harjuna.Terus terang apa yang dikatakan dimas harjuna saya sangat tidak setuju. Ini saya anggap sebagai sebuah kebohongan dan fitnah belaka .” Dursasana menatap Harjuna tajam, seolah –olah ingin menolak habis – habisan apa yang disampaikan Harjuna.
Sejalan dengan pemikiran Dursasana , dua kerabat Kurawa , Raden Citraksi dan burisrawa pun tak sependapat dengan Keinginan Harjuna. Apalagi dalam tuntutan Harjuna terakhir ,sempat menyinggung –yinggung tahta Hastina Pura . Karena dalam benak citraksi dan burisrawa jika tahta atau kerajaan Hastina Pura benar – benar berada di genggaman Pandawa itu artinya malapetaka bagi semua kurawa. Kurawa akan kehilangan kamulyan yang selama ini dienyamnya. Tak ada lagi cerita hidup mewah dengan berbagai fasilitas , tak kurang harta , tak kurang uang .
Raden Citraksi bahkan berucap, “ Harjuna keinginanmu untuk meminta tahta Hastina pura dari tangan kanda Prabu Duryudana , sampai kapanpun aku tak setuju. Langkahi dulu mayat Citraksi…!”.